The Soekarno Centre
(Museum Bung Karno)
The Sukarno Center
Perjalanan ke The Sukarno Center
yang terletak di jalan Tampak Siring Kabupaten Gianjar, Bali pada bulan
Desember ini tidak pernah saya rencanakan sebelumnya. Informasi mengenai museum
ini tidak pernah saya dapatkan sebelumnya. Museum ini kurang begitu terkenal
dibandingkan dengan Museum Antonio Blanco di Ubud. Namun demikian saya sangat
merekomendasikan siapa saja yang pergi ke Bali untuk berkunjung ke tempat ini.
Tidak hanya kita dapat belajar mengenai sejarah Indonesia tetapi saya juga
bangga bahwa tempat ini menjadi salah satu ‘museum terbaik’ yang pernah saya
kunjungi di tanah air.
Museum sudah buka ketika saya sampai
di sana sekitar jam 10 pagi. Di depan museum nampak patung Sukarno dan bendera
merah putih di belakangnya. Sesudah membeli tiket seharga Rp. 20,000 saya mulai
menjelajah museum ini. The Sukarno Center dibangun oleh keluarga
besar Bung Karno sebagai pusat pembelajaran bersama sehingga masyarakat dapat
mengenal lebih jauh mengenai Presiden pertama Indonesia. Bukan satu dua tiga
kali ketika orang asing bertanya kepada saya “dari mana saya berasal?” dan saya
bilang “Indonesia” banyak dari mereka yang langsung menyebut nama Sukarno.
Sukarno memang tidak hanya dikenal
di tanah air tetapi hampir di seluruh dunia. Museum yang dibuka pada tanggal 10
November 2011 oleh Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta
Wedasterputra Suyasa III yang menjabat sebagai Presiden, the Sukarno Center,
menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan Sukarno. Di depan masuk museum
terpasang lambang Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, hal
penting yang diajarkan oleh beliau. Walaupun kita berbeda tetapi kita tetap
satu.
Di samping kiri dan kanan pintu
masuk terdapat kereta yang pernah dipakai oleh Bung Karno. Kemudian saya
lanjutkan untuk berkeliling museum ini. Ada dua lantai di museum ini. Di dalam
museum ini terdapat kurang lebih 150 foto koleksi Bung Karno dan juga beberapa
peninggalan Bung Karno seperti perabotan dan hadiah dari beberapa pemimpin
besar negara lain. Melihat ini semua saya merasa bangga dan kagum dengan apa
yang disajikan di tempat ini. Semuanya tampak terawat, bersih, dan sangat rapi.
Sayang sekali, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil gambar di dalam museum.
Kurang lebih empat puluh lima menit
saya mengelilingi museum dan belajar lebih dekat mengenai Bung Karno. Sebelum
kembali pulang, petugas memberikan dua poster Bung Karno sebagai souvenir untuk
saya. Kekayaaan dan kebesaran bangsa Indonesia bisa kita jumpai di sini.
Mari kita terus menjaga peninggalan sejarah ini sehingga anak-anak muda
bisa belajar dari sini.
0 komentar:
Posting Komentar